Bagus Kosminto
Borneo
Tribune, Sekadau
Naga Fuk
Liung meliuk-liuk di Kota Sekadau meramaikan imlek 2563 tahun ini. Kali ini
ukuran panjang naga yang dimainkan 68 personil lebih panjang mencapai 99 meter,
atau panjang sekitar 10 meter dari Naga pada perayaan imlek tahun lalu.
Awal Februari
Naga Fuk liung mengelilingi kota Sekadau, tak terkecuali perkantoran Pemerintah
Daerah, pasar Sekadau, pusat keramaian terminal Sekadau hingga Selasa Malam hari
(1/2). Kegiatan ini menarik perhatian warga. Tak mau kecewa para penonton
anak-anak orang tua mendokumentasikan moment ini dengan ponsel dan kamera poket
mereka.
Tampilan Naga
Fuk Liung malam hari memang terlihat indah dan memukau dimalam hari, oleh
karena klaborasi pemain yang cukup piawai ditambah dengan aksesoris lampu di
sekujur tubuh Naga. Terpasang lampu-lampu hias warna merah mulai dari mulut hingga
diekor mempercantik Naga ini. Atraksi Naga termegah ini menarik perhatian para
penonton di depan Apotik Bintang Timur terminal Lawang Kuari Sekadau.
Pemain
Naga Fuk Liung tampak berseragam memakai baju merah lengan panjang. Satu
diantara mereka membawa satu unit Genset berukuran kecil untuk menyalakan lampu
penghias Naga terpanjang di Sekadau perayaan imlek kali ini.
Perkumpulan
pemain Naga memang baru digelar di kota Sekadau hingga ke Kecamatan selama dua
tahun terakhir ini. Edy Chandra atau Achung adalah orang pertama yang melestarikan
permainan Naga setiap perayaan Imlek.
Bapak
dua anak ini sekaligus sebagai Manager atraksi Naga. “Kita pribadi, tidak dari Yayasan,”
katanya.
Naga
menurut warga Tionghoa dan Achung adalah melambangkan hal yang relegius. Naga juga
melambangkan kemakuran dan kejayaan suatu daerah, terlebih untuk Masyarakat
Kabupaten Sekadau dan Kalimantan Barat.
“Ini
merupakan bagian kekayaan Budaya Bangsa kita, dan perlu kita lestarikan,” ucapnya
dengan penuh yakin.
Niat
Bapak berkacamata Nekat mengembangkan budaya leluhur. Sampai-sampai dia mencari
pemain hadal dari berbagai daerah di Kalbar, termasuk dari Sungai Pinyuh
Kabupaten Pontianak dan ada Beberapa pemain sengaja didatangkan dari Kota
Singkawang.
*************
Pendek
Naga Kedua Khun Liung lebih pendek dengan panjang total 39 meter. Panjang pendek replika Naga ini tidak menjadi soal anak-anak, remaja dan orang dewasa yang haus hiburan.
Naga Kedua Khun Liung lebih pendek dengan panjang total 39 meter. Panjang pendek replika Naga ini tidak menjadi soal anak-anak, remaja dan orang dewasa yang haus hiburan.
Mereka merasa
menikmati atraksi naga kali ini, terlebih mampu menyemarakan perayaan imlek di
kota Sekadau hingga ke Kecamatan-Kecamatan. Denga sunguhan ini mereka tak harus
jauh-jauh menonton atraksi Naga di kota Singkawang atau Kota Pontianak 200
kilometer lebih dari kota Sekadau menuju pusat kota pertunjukan.
“Seru,
mantap, ini jarang bang,” tutur Eni (13) pelajar SMP.
Sejak 31
Januari atraksi Naga ini suudah mengunjungi berbagai lokasi perkantoran Pemerintah
Daerah (1/2), dilanjtkan di Sungai Ayak pusat Kota Kecamatan Belitang hilir Kamis
(2/2), Jumar Sore (3/2) atraksi serupa di Rawak, pusat kota Kecamatan Sekadau
Hulu.
Sabtu
(4/2) hari ini kegiatan serupa akan digelar di depan Kelenteng Fuk Tet Chi
Jalan Irian Sekadau. Senin (6/2) unjuk gigi main naga terpanjang diarak-arakan disekitar
pasar Sekadau.
Permainan
Naga pada perayaan imlek ini adalah tahun kedua kalinya di Kabupaten Sekadau.
Tim pemain dengan ektra memaikan kedua Naga ini hingga Kecamatan. Namun
permainan naga ini harus berakhir 10 Januari tepat jumat pagi, karena Replika
naga akan dibakar di Kelenteng Fuk Tet Chi Sekadau.
Harapan 2012
Berkaitan
dengan tahun ini bershio “Naga Air” menurut Achung berdasarkan kepercayaan Naga
air adalah lambang kekuatan dan kekuasaan. Dengan demikian dia berharap tahun
ini masyarakat di Kabupaten Sekadau dan Kalbar lebih mendapat kekuatan, kemakmuran,
tentram, aman dan damai.
“Dengan
demikian, semua rencana akan aman, lancar, bisnis berjalan,” ucapnya menaruh do’a.
Selama perayaan imlek di Sekadau
berjalan dengan khidmad, aman, dan
tertib. Kesuksesan atraksi Naga tahun ini berkat dukungan Aparat Keamanan, Pemerintah
Daerah, tokoh masyarakat, Ormas, Pemuka Agama, Pemuda, dan seluruh Masyarakat di Kabupaten Sekadau
tanpa kecuali.
Selebihnya warga Tionghoa menaruh seberkas
harapan agar do’a dan harapan senantiasa didengar oleh TYE, dengan begitu
berbagai rencana dan massa depan dapat tercapai dengan kesuksesan.
Harus Dilestarikan
Untuk menguatkan identitas diri sebagai warga Negara yang Berbangsa dan berbudaya tentunya budaya setiap etnis harus dilestarikan dan dikembangkan diera modern seperti sekarang ini. Dengan demikian setiap Adat dan Budaya Baerah yang ada di Kabupaten Sekadau perlu untuk dijaga oleh generasi penerus.
Untuk menguatkan identitas diri sebagai warga Negara yang Berbangsa dan berbudaya tentunya budaya setiap etnis harus dilestarikan dan dikembangkan diera modern seperti sekarang ini. Dengan demikian setiap Adat dan Budaya Baerah yang ada di Kabupaten Sekadau perlu untuk dijaga oleh generasi penerus.
Terpenting, setiap kebudayaan daerah dari masing-masing dari etnis berbeda harus tetap
dilestarikan. Hal ini merupakan asset kekayaan daerah, yang diibaratkan budaya
yang ada bagai pelangi yang menghiasi lagit Bumi Kawang Kuari.
“Harus
kita syukuri budaya yang ada, untuk itu supaya tetap dilestarikan secara terus
menerus,” ucap Sekda Kabupaten Sekadau, Yohanes Jhon.
Pria asal Kabupaten Landak ini merasa bangga dengan keatifitas warga Sekadau yang multi etnis sudah lama
bangkit melestarikan budaya daerah. Misalnya perayaan keagamaan seperti imlek, Natal dan idulfitri selalu diisi dengan berbagai kegiatan budaya tradisional, dengan sungguhan tari-traian daerah, berupa drama yang diambil dari dasar hidup tradisional suku pribumi.
“Anak-anak muda perlu mengembangkan nilai budaya kita, ini akan menjadi identitas daerah kita,” tutupnya dengan yakin.